Anime Jepang Opini

Review Film Project Sekai Colorful Stage! The Movie

Poster Film Colorful Stage! The Movie | Sumber: Medialink Indonesia

Hatsune Miku, nama yang tak lagi asing di lagu-lagu populer Jepang, khususnya vocaloid. Meskipun hanyalah sebuah software, yang menggunakan maskot seorang perempuan berusia 17 tahun, Miku telah muncul di berbagai media.

Di televisi, layar handphone, layar besar di sebuah mal, Miku bernyanyi dan menari untuk menghibur semua orang.

Namun, apa jadinya jika seorang Hatsune Miku muncul dengan perasaan yang sedih dan menggunakan pakaian yang serba gelap? Tak hanya itu, nyanyiannya tak bisa didengarkan oleh orang lain.

Film ini mengajak kita untuk melihat bagaimana Miku dapat menemukan suaranya dengan bantuan para unit dari Project Sekai, rhythm game yang jadi latar belakang dari film ini.

Film Hangat yang Padat Akan Aksi

Selama dua jam, audiens disuguhkan dengan cerita yang padat dan straightforward. Mengisahkan Hatsune Miku yang sulit untuk mencapai para pendengarnya yang depresi dan keputusasaan, ia bernyanyi untuk menghibur mereka. 

Sayangnya, lagunya tak dapat didengarkan. Miku yang muncul di layar-layar gawai mereka pun hanya berbentuk glitch, dengan suara yang terdistorsi. 

Sumber: Situs Resmi Colorful Stage! The Movie

Dalam rhythm game-nya sendiri, Miku muncul dalam berbagai versi yang disesuaikan dengan SEKAI (dunia) masing-masing orang. Umumnya, Miku yang dikenal menggunakan pakaian blouse berkerah putih, dengan rok hitam pendek, dan rambut hijau tosca.

Akan tetapi, Miku memiliki penampilan yang berbeda di setiap SEKAI-nya. 

Hatsune Miku dalam Film | Sumber: Crunchyroll

Dalam film ini, Miku menggunakan pakaian serba gelap dengan jepit rambut silang berwarna hitam; kontras dengan penampilan biasanya. Bagi saya, film ini berhasil menunjukkan perbedaan yang signifikan tersebut, tanpa menghilangkan citra Miku yang asli.

Miku yang kesulitan dalam bernyanyi pun langsung mencari solusi dengan muncul di berbagai layar. Ia muncul di layar kecil di Tower Records, saat Ichika (Leoneed) sedang melihat-lihat album musik. Dari sanalah, ia muncul di layar papan sekolah yang membuat beberapa member unit menyadari keanehan tersebut. 

Ketika para member unit sadar, mereka berupaya untuk menumbuhkan kepercayaan diri Miku. 

Ketika ia gagal, ia pun mencari solusi kembali dengan meminta bantuan para member unit.

Film ini memiliki plot yang rapi, dan memiliki kontinuitas yang jelas. Setiap adegannya terasa tak berlebihan, baik secara visual maupun durasi. Hal ini terlihat dari rangkaian adegan para unit yang menyanyikan lagu di klimaks film.

Meskipun adegannya sangat rapat, penampilan para unit Project Sekai masih terasa sangat menyenangkan dan tidak terburu-buru.

Tentunya, kerapihan plot film ini juga didukung oleh hasil produksi P.A. Works (Angel Beats!, Skip & Loafer) yang berhasil membuat animasi yang rapi dan smooth. 

Terlau Banyak Tokoh, Sehingga Belum “Menyentuh”

Sayangnya, banyaknya tokoh dalam film ini dapat membuat para audiens bingung. Memang, tokoh dari rhythm game ini terbilang cukup banyak, dengan 5 unit yang berbeda. Dalam satu unit, terdapat 4-6 member dengan ceritanya masing-masing. Tak hanya itu, ada pula beberapa tokoh tambahan yang tak berkaitan dengan game-nya.

Alhasil, audiens yang mungkin tidak familiar dengan rhythm game ini dapat kesulitan untuk mengikuti ceritanya. 

Banyaknya tokoh juga membuat ending film yang intensinya dibuat emosional, malah terasa agak datar.

Miku memang menjadi tokoh utama dalam film. Namun, banyaknya tokoh yang berusaha membantu Miku membuat saya bingung untuk menaruh empati kepada siapa. Semua tokoh memiliki peran yang sama dengan latar belakang yang terbatas, sehingga saya agak sulit untuk merasa emosional.

Meskipun begitu, film ini memiliki lagu-lagu yang mendukung setiap adegannya, sehingga filmnya terasa mengalir dan tetap menyenangkan. Tak lupa juga dengan live di akhir, di mana para virtual singer menyanyikan lagu mereka. Miku juga dibuat sangat interaktif dengan para penonton.

Secara keseluruhan, film ini memiliki animasi, desain karakter, dan musik yang baik. Akan tetapi, jika kalian tidak familiar dengan game Project Sekai, mungkin sulit untuk mengikuti plotnya. 

Namun, film ini masih terasa hangat dan menyenangkan, bagi siapapun yang sedang putus asa, kecewa, dan sedih. Film ini sejatinya jadi pengingat bagi kita untuk terus maju dan penuh harapan.

Film COLORFUL STAGE! THE MOVIE: A MIKU WHO CAN’T SING dapat disaksikan mulai 9 Mei 2025, di bioskop CGV dan Cinepolis.