Jepang selalu dikenal karena keunikan budayanya baik itu makanan, tradisi, pakaian dan lain sebagainya. Budaya Jepang tidak hanya berputar pada tradisi atau kebiasaan tradisional yang tertutup. Jepang cukup terbuka untuk mengadopsi budaya dari luar negaranya dan membentuk budaya pop di negaranya sendiri. Salah satu budaya populer yang diadopsi dari luar Jepang adalah Gyaru. Gyaru merupakan style fashion dan style berdandan nyentrik yang dilakukan oleh remaja putri berusia 10-20 tahun. Sebenarnya Grayu tidak hanya diminati oleh kalangan putri, ada juga gyaru laki-laki tapi dengan kuantitas yang sedikit.
Gyaru berasal dari kata gal yang artinya gadis. Kata “gal” diambil dari Bahasa Inggris yang pada akhir tahun 60 hingga awal tahun 70an digunakan untuk mempopulerkan merek fashion Amerika yaitu Levis dan Wrangler. Masa itu juga bertepatan dengan kebangkitan kemandirian wanita dan mode barat. Trend Gyaru semakin berkembang dari tahun ke tahun dengan tetap mempertahankan ciri khas dari fashion tersebut.
Gyaru terkenal dengan gaya berpakaian dan berdandannya yang nyentrik. Gaya inilah yang kemudian menggiring pandangan bahwa Gyaru merupakan gadis dengan dandanan mencolok dan menggoda. Sebagian lainnya beranggapan bahwa Gyaru adalah gadis dengan style fashion dan dandanan yang cute. Dandanan Gyaru juga terkenal lebih tebal daripada dandanan pada trend style fashion lainnya. Biasanya, Gyaru akan menggunakan pakaian mini dan aksesoris unik yang akan membuatnya terlihat kawaii. Gyaru juga mewarnai rambut mereka dengan cat, memasang softlense untuk memberikan look mata yang lebar, dan bermake up dengan warna kulit tertentu.
Saat ini Gyaru dibagi menjadi dua yakninya shoro gyaru dan kuro gyaru. Kedua gyaru tersebut merupakan dua jenis gyaru yang berbeda. Gyaru shorai adalah gyaru yang mencintai warna asli kulit orang Jepang dan berdandan tanpa mengubah warna kulit. Sementara itu, kuro gyaru sebaliknya. Kuro gyaru merupakan sebutan untuk gyaru yang suka mengubah warna kulitnya menjadi sawo matang. Kuro Gyaru akan menyembunyikan kulit asli mereka dan mewarnainya menjadi coklat atau sawo matang.
Meskipun style Gyaru tampak mencolok dan berlebihan, tidak sedikit orang yang juga mengagumi dan mengikuti style ini. Gyaru adalah model berpakaian dan berdandan dengan ciri khas yang bermakna mendalam. Gyaru diinterpretasikan sebagai bentuk pemberontakan wanita pada masa itu untuk mendobrak standar kecantikan. Sayangnya, Gyaru mengalami penurunan eksistensi gaya pada tahun 2000an, akan tetapi keberadaannya masih banyak ditemukan di Tokyo. Di Shibuya tepatnya, Gyaru dengan gaya tampilan yang intens dapat dijumpai di tengah penurunan gaya Gyaru yang memudar.