Jepang dikenal sebagai negara dengan budaya yang sangat kaya. Setiap tahun dan pergantian musim ada banyak festival atau perayaan hari besar yang selalu ramai dikunjungi wisatawan. Salah satu festival unik dari negeri sakura ini adalah kanamara. Sepanjang tahun di minggu pertama bulan April, masyarakat Kawasaki akan merayakan kanamara matsuri yang berpusat di Kuil Kanayama bertepatan dengan musim semi di sana.
Sejak zaman Edo hingga kini, Kuil Kanayama ramai dikunjungi oleh pekerja seks yang datang untuk berdoa agar dijauhkan dari penyakit menular seksual dan malapetaka. Oleh karena itu, kemudian umat paroki Kuil Kanayama menyelenggarakan kanamara matsuri untuk dapat diikuti oleh semua kalangan.
Di balik keunikannya, festival ini ditujukan untuk menghormati dewa Shinto Kanayama-hito dan Dewi Kanayama-hime yang sering kali dikaitkan dengan seni metlurgi dan kesehatan seksual. Ada sebuah legenda menarik yang tersemat di dalam festival ini tentang seorang wanita yang pernah menjadi korban kutukan iblis yang cemburu. Menurut legenda, iblis tersebut mencintai si wanita, tetapi mendapatkan penolakan. Wanita yang dicintainya juga ternyata telah bersuami. Karena cemburu dan didorong oleh rasa iri, akhirnya sang iblis yang memiliki gigi tajam ini memutuskan untuk bersembunyi di vagina wanita tersebut supaya dapat menggigit penis suami wanita itu ketika berhubungan seksual. Si wanita segera meminta tolong kepada seorang pandai besai untuk membuatkan sebuah lingga logam guna mengecoh sang iblis. Beruntung, tipu daya tersebut berhasil. Sang iblis yang giginya hancur setelah menggigit schlong terpaksa meninggalkan tubuh si wanita. Festival kanamara ini kemudian dilaksanakan pertama kali pada 1969 untuk memperingati legenda tersebut.
Kanamara matsuri selalu berhasil mencuri daya tarik wisatawan. Meskipun terdengar aneh, festival bernuansa penis ini sangat populer di kalangan masyarakat. Kanamara matsuri setiap tahunnya selalu dikunjungi wisatawan, bahkan 60% pengunjungnya merupakan wisatawan mancanegara. Festival ini tidak hanya dihadiri oleh masyarakat umum, pekerja seks dan LGBT juga turut hadir untuk merayakan dan berdoa. Di festival inilah pengunjung dapat berdoa agar dijauhkan dari penyakit menular seksual, memohon kesuburan, kelancaran persalinan dan keharmonisan dalam pernikahan. Selain berdoa, festival ini juga menjadi ajang untuk mengedukasi. Para pengunjung dapat menjelajahi ruang pameran di Kuil Kanayama untuk melihat gambar, benda suci, serta buku yang secara rinci membahas tentang seksualitas. Di festival ini pula para pengunjung dapat menikmati berbagai makanan dan membeli souvenir berbentuk penis.
Walaupun nyeleneh, kanamara matsuri memiliki sisi sakral. Setiap tahunnya, Kuil Kanayama, tempat kanamara matsuri diselenggarakan, menyumbangkan hasil kanamara matsuri untuk mendukung penelitian terhadap penyakit menular seksual seperti HIV AIDS. Festival ini juga ditujukan sebagai bentuk edukasi seksual sehingga kekerasan dan pelecehan seksual menjadi kecaman apabila terjadi di festival ini.