Jepang Opini

Bukan dikirim ke Barak, Ini yang Dilakukan Jepang untuk Disiplinkan Siswa

Sumber Gambar: https://pixabay.com/id/photos/anak-sekolah-kelas-717168/
Sumber Gambar: https://pixabay.com/id/photos/anak-sekolah-kelas-717168/

Akhir-akhir ini ramai diperbincangkan sebuah peraturan sekaligus sistem yang menghimbau agar siswa yang kurang disiplin dikirim ke barak TNI untuk dibina. Peraturan ini mulanya dicetuskan oleh Dedi Mulyadi, gubernur Jawa Barat. Sistem ini ditujukan untuk mendisiplinkan para siswa yang terlibat dalam kenakalan remaja dan tidak dapat dibina di sekolah. Tentunya sistem ini mendapatkan banyak tanggapan dari masyarakat. Sebagian masyarakat setuju karena ini adalah solusi untuk anak yang kesulitan dalam sistem pendidikan konvensional selagi tidak dilakukan dengan cara memberikan kekerasan fisik dan tetap memperhatikan aspek moral dan kurikulum. Namun, ada juga pihak-pihak yang tidak setuju dan menilai program ini sebagai pelanggaran hak anak dan tidak sesuai dengan prinsip pendidikan.

Sistem ini tentunya sangat menarik untuk dibahas. Melihat generasi Indonesia dengan kompleksitas permasalahan remaja dan tindak kriminal yang potensial dilakukan, membuahkan pertanyaan, benarkah sistem ini sudah menjadi solusi yang tepat? Mari berkaca kepada Jepang. Jepang juga salah satu negara yang menerapkan sistem pendidikan moral. Moral menjadi hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh semua orang sehingga pemerintah Jepang sangat mengutamakan pembangunan moral. Pembangunan moral ini ditanamkan sejak dini melalui instansi pendidikan.

Di Jepang, meskipun nilai moral tidak dijadikan spesifikasi materi mata pelajaran, tetapi tetap diterapkan sebagai ilmu praktik. Di Jepang sedari dini para siswa diajarkan nilai-nilai moral di sekolah seperti nilai tanggung jawab, kerja sama, disiplin, menjaga kebersihan, sopan santun dan lain sebagainya. Semua nilai moral tersebut dipelajari di sekolah dengan harapan ketika berada di lingkungan masyarakat siswa sudah terlatih menjadi pribadi yang memiliki moralitas yang tinggi.

Di Jepang, pendidikan moral dikenal dengan istilah doutori kyouiku. Istilah ini berasal dari kata dou yang artinya jalan dan toku yang artinya kebaikan, sedangkan kyouiku sendiri berarti pendidikan. Dapat dimaknai bahwa doutori kyouiku adalah sistem pendidikan yang menekankan kepada moral atau “jalan kebaikan”. Dalam sistem ini, siswa diajarkan nilai moral yang nantinya berguna ketika berada di tengah masyarakat. Sistem ini mengajarkan, khususnya kepada siswa SD, untuk menjalin hubungan yang harmonis antar sesama dan melatih diri menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab dan sopan santun. Contoh penerapannya di lingkungan sekolah Jepang dimulai dengan berangkat ke sekolah secara mandiri (tidak diantar), membersihkan kelas bersama-sama, menyiapkan makan siang bersama-sama, dan lain sebagainya.

Doutori kyouiku dinilai efektif karena dalam praktinya guru juga andil berperan mendampingi dan membantu siswa. Pembinaan yang dilakukan sejak sekolah dasar inilah yang kemudian membangun moralitas tiap-tiap siswa.

Meskipun berbeda, kedua sistem ini tentunya memiliki tujuan yang sama yaitu mendisiplinkan siswa agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab, berpikir sebelum bertindak, dan tentunya mandiri serta tidak sewenang-wenang. Menurut kamu, mana yang lebih efektif? Membangun karakter moralitas sejak dini atau mendisiplinkan secara tegas ketika remaja?