Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan video hasil rekayasa AI yang dinilai meniru gaya khas Studio Ghibli. Video tersebut dibuat oleh Tom Clive, seorang seniman efek khusus yang pernah bekerja untuk film-film besar seperti Furiosa: A Mad Max Saga (2024) dan Alien: Romulus (2024). Namun, alih-alih mendapat pujian, karyanya justru menuai kecaman dari para netizen, terutama penggemar Studio Ghibli, mengingat sikap tegas Hayao Miyazaki terhadap AI dalam dunia animasi.
Kehebohan ini bermula ketika sebuah media membagikan beberapa video yang menampilkan karakter yang sangat mirip dengan Chihiro dan Haku dari Spirited Away (2001). Dikatakan bahwa alat AI yang digunakan untuk membuat video tersebut dilatih menggunakan rekaman Studio Ghibli tanpa izin, yang memicu kembali perdebatan lama tentang bagaimana AI mengolah data dari karya seni yang ada.
Tom Clive sendiri menegaskan bahwa proyeknya hanyalah “film suasana hati” dan bahwa ia tidak secara eksplisit menyebut Studio Ghibli sebagai inspirasinya. Namun, warganet dengan cepat menemukan kesamaannya dan menuduhnya melakukan plagiarisme. Salah satu komentar yang paling banyak disorot adalah, “Saya tidak mengerti bagaimana orang bisa melihat ini dan menganggapnya tidak apa-apa.”
Meski banyak yang mengecam, sebagian orang berpendapat bahwa AI bisa membawa manfaat bagi industri animasi Jepang. Diketahui bahwa para animator di Jepang kerap menghadapi kondisi kerja yang melelahkan dengan jam kerja yang ekstrem. Jika digunakan dengan bijak, AI berpotensi menjadi alat yang membantu produksi tanpa menggantikan kreativitas manusia.
Namun, perdebatan tetap berlanjut. Bagaimana AI dilatih masih menjadi isu kontroversial, terutama jika menggunakan karya seni yang sudah ada tanpa izin. Apakah ini hanya sekadar inovasi teknologi, atau benar-benar bentuk plagiarisme? Pertanyaan ini akan terus diperdebatkan seiring perkembangan teknologi dalam dunia animasi.
Source:
X via Catsuka
Somoskudasai