Manga populer karya Yuki Tabata, Black Clover, telah berjalan selama 10 tahun, menjadikannya salah satu waralaba shonen paling terkenal dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun ceritanya telah memasuki arc terakhir, akhir dari kisah ini masih belum pasti. Dalam sebuah wawancara terbaru, Tabata mengakui bahwa ia belum menetapkan akhir yang benar-benar pasti untuk karyanya.
Sejak debutnya di majalah Weekly Shonen Jump pada tahun 2015, Black Clover menghadirkan cerita khas shonen: seorang protagonis tanpa kemampuan sihir di dunia di mana sihir adalah segalanya. Namun, eksekusi ceritanya yang menarik membuatnya sempat dianggap oleh beberapa penggemar sebagai bagian dari “New Big Three,” menggantikan One Piece, Naruto, dan BLEACH. Popularitas Black Clover semakin meningkat setelah diadaptasi menjadi anime.
Namun, adaptasi anime-nya sempat dihentikan karena ceritanya sudah terlalu dekat dengan manga, untuk menghindari episode filler yang berlebihan dan dapat merusak jalan cerita utama. Kini, meskipun telah memasuki arc terakhir, arah cerita Black Clover masih belum sepenuhnya jelas. Dalam sebuah konvensi manga tahun 2024, Yuki Tabata mengungkapkan bahwa meskipun ia memiliki gambaran besar tentang bagaimana beberapa arc akan ditutup, ia belum menentukan akhir yang pasti.
Kurangnya perencanaan ini cukup mengejutkan penggemar, terutama mengingat Tabata telah mengerjakan manga ini selama lebih dari satu dekade. Menariknya, situasi ini mengingatkan pada apa yang terjadi dengan Dragon Ball. Akira Toriyama awalnya berniat mengakhiri serinya setelah Saga Freeza, tetapi kesuksesan besar memaksanya untuk terus melanjutkan cerita dengan berbagai saga baru.
Dengan demikian, Black Clover tampaknya mengikuti pola serupa. Namun, meskipun Tabata belum menentukan akhir yang pasti, bukan berarti ia tidak akan memberikan kejutan epik. Bisa jadi, ia sengaja menyimpan rencana besar untuk mengejutkan para penggemar dengan akhir yang tak terlupakan. Kita nantikan saja kejutan yang akan diberikan oleh Yuki Tabata
