Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, pada hari Kamis memulai perjalanan empat hari ke Malaysia dan Indonesia. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Jepang untuk memperkuat hubungan pertahanan dan ekonomi dengan negara-negara Asia Tenggara, seiring dengan meningkatnya ancaman dari China di kawasan tersebut.
Kunjungan tersebut, yang menjadi yang pertama untuk pembicaraan bilateral di luar pertemuan internasional, mencerminkan komitmen Jepang dalam memajukan hubungan tersebut, meskipun ada kekhawatiran bahwa kehadiran Amerika Serikat di kawasan ini bisa berkurang setelah Presiden terpilih Donald Trump menjabat pada akhir bulan ini.

Malaysia dan Indonesia adalah kekuatan maritim regional yang terletak di dekat jalur pelayaran penting. Kedua negara ini memegang peran kunci dalam keamanan dan perekonomian Jepang serta ekonomi global. Selain itu, keduanya juga memiliki kekhawatiran yang serupa terkait dengan meningkatnya ketegasan China di wilayah tersebut, menurut pejabat Jepang.
Ishiba, yang dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada hari Jumat, berharap dapat memperkuat kerja sama dalam bidang keamanan dan membahas upaya untuk memastikan stabilitas rantai pasokan. Malaysia, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini, memainkan peran penting dalam inisiatif ini.
Pada hari Sabtu, Ishiba dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto diperkirakan akan menandatangani kesepakatan mengenai penyediaan kapal patroli berkecepatan tinggi dari Jepang. Pembicaraan antara kedua pemimpin, yang keduanya pernah menjabat sebagai menteri pertahanan, diperkirakan akan berfokus pada kerja sama militer dan transfer teknologi pertahanan.
© 2025 – JapanToday – The Associated Press