Apa Itu Ikebana?
Ikebana (生け花) adalah seni merangkai bunga tradisional Jepang yang telah berusia lebih dari 500 tahun. Dalam bahasa Jepang, “ike” berarti hidup, dan “bana” berasal dari kata “hana” yang berarti bunga. Seni ini bukan sekadar menata bunga, tetapi lebih pada menyusun harmoni antara alam dan manusia.
Sejarah Singkat Ikebana
Awalnya, ikebana berkembang dari persembahan bunga di kuil Buddha pada abad ke-6. Pada abad ke-15, Senno Ikenobo, seorang pendeta, menetapkan dasar-dasar ikebana modern. Gaya tradisional ini kemudian berkembang menjadi berbagai aliran, seperti Ikenobo, Sogetsu, dan Ohara. Pada awalnya, ikebana digunakan hanya untuk menghormati Buddha dan roh-roh alam. Seiring waktu, seni ini berkembang menjadi bentuk ekspresi pribadi dan estetika yang unik. Banyak sekolah yang mengajarkan seni merangkai bunga ikebana dan masing-masing dari sekolah tersebut juga memiliki ciri khas atau karakteristik tersendiri dalam gaya rangkaian ikebana mereka.
Filosofi
Ikebana bukan sekadar seni merangkai bunga biasa, tetapi juga mencerminkan filosofi yang mendalam. Melalui ikebana, manusia diajak untuk lebih dekat dengan alam, merasakan keindahan dalam kesederhanaan, dan menemukan harmoni dalam kehidupan.
Makna
Ikebana bukan sekadar seni visual, tetapi memiliki makna yang mendalam. Rangkaian bunganya bisa menyampaikan berbagai pesan, seperti kehidupan dan kematian yang menggambarkan siklus hidup tanaman, mulai dari kuncup, mekar, hingga layu. Seni ini juga mencerminkan perubahan musim dan keindahan alam yang terus berubah. Selain itu, ikebana juga mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dan harmoni dalam hidup. Proses pembuatannya pun menuntut kesabaran dan ketekunan, yang menjadi pelajaran berharga dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip
Prinsip ikebana yang paling mudah dipahami adalah rangkaian bunganya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu (天) ten yang berarti langit, (人) hito yang berarti manusia, dan (地) chi yang berarti tanah. Hal ini disebabkan karena seni ikebana juga dipengaruhi oleh unsur keagamaan, sehingga banyak rangkaian ikebana yang melambangan kehidupan. Dengan demikian, seni ini merupakan kombinasi dari alam, teknik, dan kreativitas manusia karena dibutuhkan konsentrasi dan ketekunan yang tinggi dalam merangkai ikebana. Selain itu, prinsip utama ikebana adalah keseimbangan, kesederhanaan, dan keharmonisan dengan alam. Penggunaan ruang kosong juga penting untuk memberikan rasa keheningan dan ketenangan.
Gaya-Gaya Ikebana
Pada umumnya dalam ikebana dikenal dengan tiga gaya di antaranya:
1. Rikka
Rikka adalah ikebana gaya tradisional yang memiliki bentuk rumit, megah, serta mencerminkan kebesaran alam dan banyak dipergunakan untuk perayaan keagamaan. Gaya ini menampilkan keindahan landscape tanaman dan mulai berkembang sekitar awal abad 16. Ada 7 keutamaan dalam rangkaian gaya Rikka, yaitu: shin, shin-kakushi, soe, soe-uke, mikoshi, nagashi dan maeoki.
2. Shoka
Shoka adalah gaya rangkaian bunga yang sederhana, tidak terlalu formal tetapi masih memiliki karakteristik tradisional. Gaya ini difokuskan pada bentuk asli tumbuhan. Ada 3 unsur utama dalam gaya Shoka yaitu: shin, soe, dan tai. Rangkaian bunga gaya ini berbentuk tiga garis komposisi membentuk segitiga tidak sama kaki. Dikembangkan oleh Ikenobo Senjo seorang pendeta kepala kuil Rokhahindo di Kyoto. Gaya ini mendapatkan pengaruh Barat, sehingga berkembang pula rangkaian nageire yang dapat diartikan sebagai dimasukan (rangkaian dengan vas tinggi dengan rangkaian hampir bebas) dan moribana (rangkaian menggunakan wadah rendah dan mulut lebar). Lalu pada tahun 1977 lahir gaya baru yaitu Shoka Shimputai, yang lebih modern, terdiri dari 2 unsur utama yaitu shu dan yo, dan unsur pelengkapnya, ashirai.
3. Jiyuka
Jiyuka adalah rangkaian ikebana yang bersifat bebas, dimana rangkaiannya dibuat berdasarkan kreativitas serta imajinasi dari pembuat. Gaya ini berkembang setelah perang dunia ke-2. Dalam menerapkan gaya ini, kawat, logam, dan batu dapat dipergunakan secara menonjol. Gaya ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu rangkaian yang dirangkai secara alami dan rangkaian yang dirangkai secara abstrak.
Ikebana di Era Modern
Di era modern, ikebana semakin dikenal dan diminati di seluruh dunia. Seni ini tidak hanya dipelajari oleh orang Jepang, tetapi juga oleh para pecinta seni dari berbagai negara. Ikebana menjadi simbol keindahan, ketenangan, dan hubungan yang harmonis antara manusia dan alam.
Manfaat Ikebana
- Dapat digunakan sebagai media relaksasi dan meditasi, karena proses menyusun bunga dapat menenangkan pikiran.
- Meningkatkan kreativitas dengan memberikan kebebasan mengekspresikan ide melalui bunga dan tanaman.
- Mengajarkan untuk menghargai alam, karena ikebana mengajarkan apresiasi terhadap keindahan alam dalam bentuk yang sederhana.
Tips Membuat Ikebana untuk Pemula
- Pilih Wadah yang Tepat: Gunakan wadah sederhana yang tidak mengalihkan perhatian dari bunga.
- Gunakan Tiga Elemen Utama: Pastikan keseimbangan antara elemen langit, manusia, dan bumi/tanah.
- Perhatikan Ruang Kosong: Biarkan ruang kosong untuk menciptakan rasa harmoni.
- Sederhana Lebih Baik: Gunakan beberapa bunga dan cabang saja untuk menonjolkan keindahan alami.
Ikebana adalah seni merangkai bunga Jepang yang kaya akan makna dan filosofi. Melalui ikebana, kita dapat belajar untuk lebih menghargai keindahan alam, menjaga keseimbangan hidup, dan menemukan kedamaian dalam kesederhanaan.