Situasi sulit tengah dihadapi Fuji TV. Dilaporkan oleh Anime News Network langsung dari Jepang, stasiun televisi besar tersebut kini kesulitan mendapatkan sponsor untuk tayangan anime mereka. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan penggemar maupun pelaku industri.
Beberapa bukti nyata terlihat pada penayangan ulang anime populer seperti Ansatsu Kyoushitsu (Assassination Classroom) dan Yofukashi no Uta (Call of the Night) yang mengudara tanpa iklan dari merek eksternal, hal yang sangat jarang terjadi. Alih-alih iklan komersial, Fuji TV hanya menayangkan promosi internal seperti drama live-action (Hitomi no Jinji, Dr. Ashura), film seperti Black Showman, dan pertandingan baseball tim Yokohama DeNA BayStars.

Tak hanya tayangan ulang, anime yang saat ini masih tayang juga terkena imbas. Salah satu yang paling mencolok adalah Chibi Maruko-chan, yang sedang merayakan ulang tahun ke-35 dengan sejumlah episode spesial sejak April hingga Mei. Sayangnya, sudah empat minggu berturut-turut anime ini tidak memiliki sponsor. Permasalahan ini mulai terlihat sejak 16 Maret, saat jaringan sekolah Kobetsu Shido Campus menarik iklannya.
Meskipun masih ada program yang memiliki satu atau dua sponsor, sebagian besar iklan yang muncul di sela anime hanya mempromosikan acara internal Fuji TV, seperti teater, film, atau drama lainnya. Dalam kata lain, dukungan dari merek-merek eksternal semakin menghilang.
Masalah ini tampaknya berakar dari sebuah skandal yang mencuat akhir tahun lalu. Majalah Weekly Bunshun melaporkan bahwa Masahiro Nakai, mantan anggota SMAP, terlibat dalam kasus pelecehan seksual pada Juni 2023. Kasus tersebut diselesaikan di luar pengadilan dengan kompensasi sekitar 90 juta yen (sekitar 580.000 dolar AS). Lebih buruknya lagi, laporan itu sempat menyebutkan bahwa staf Fuji TV kemungkinan terlibat, meski kemudian informasi itu dikoreksi sebagian. Namun, reputasi Fuji TV sudah terlanjur terkena dampaknya, yang membuat presiden Fuji TV dan presiden Fuji Media Holdings mengundurkan diri.
Hingga kini belum ada kabar pasti apakah sponsor akan kembali atau apakah merek baru akan bersedia mengisi kekosongan tersebut.
Dampaknya terhadap industri anime bisa sangat besar. Di tengah kondisi produksi yang bergantung pada dukungan sponsor, krisis yang dialami Fuji TV dapat menjadi sinyal bahaya bagi stasiun lain. Banyak penggemar menyatakan bahwa kejadian ini menyoroti betapa rapuhnya sistem sponsor dalam dunia anime, apalagi saat reputasi media penyiar terkena masalah.
Kini, muncul pertanyaan besar: apakah jaringan lain atau platform streaming akan turun tangan dan menyelamatkan proyek-proyek anime ini? Waktu yang akan menjawab.
Source:
Somoskudasai