Industri anime atau serial animasi telah berkembang pesat dan kini menjangkau penggemar di seluruh dunia. Tak mengherankan jika banyak franchise dari berbagai medium berlomba-lomba mendapatkan adaptasi anime. Umumnya, manga adalah sumber utama adaptasi ini. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tren mulai bergeser: kini game pun turut menjadi sumber inspirasi untuk anime.
Salah satu contohnya adalah Clash of Clans, game legendaris era smartphone, yang belum lama ini diumumkan akan diadaptasi menjadi serial animasi. Kesuksesan adaptasi serupa dari berbagai judul game lainnya dari netflix tampaknya menjadi dorongan bagi pengembang game untuk merambah media animasi baik film maupun serial anime.
Death Stranding Siap Diadaptasi Menjadi Anime
Terbaru, Death Stranding, game ciptaan Hideo Kojima, secara resmi akan mendapatkan adaptasi anime. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Kojima dalam wawancara eksklusif bersama Vogue Japan pada 28 Mei lalu. Ini menjadi langkah besar berikutnya setelah diumumkannya sekuel game tersebut, Death Stranding 2: On the Beach, yang dijadwalkan rilis tahun ini.
Dalam wawancara tersebut, Kojima mengonfirmasi bahwa selain proyek film live-action yang tengah digarap bersama studio ternama A24, timnya juga sedang mengembangkan versi anime dari semesta Death Stranding.
Kojima dan Visi Menyatukan Game, Film, dan Animasi
Kojima menjelaskan bahwa sejak awal kariernya, ia telah mengaburkan batas antara game dan film. Ia tumbuh di masa ketika game belum begitu berkembang, sehingga pendekatannya terhadap pembuatan game banyak dipengaruhi oleh teknik naratif dari film dan novel.
“Saya ingin mengejar potensi ekspresif dari sinema dan menciptakan adaptasi Death Stranding yang berbeda dari translasi game-ke-layar tradisional,” ujar Kojima.
Meski detail proyek anime ini masih minim, Kojima menegaskan bahwa adaptasi tersebut tidak akan menjadi sekadar salinan dari game. Baik versi anime maupun film live-action nantinya akan menawarkan interpretasi yang unik—bisa berupa narasi baru, atau perluasan dari cerita yang telah ada.
Pendekatan ini menunjukkan ambisi Kojima untuk menghadirkan Death Stranding sebagai franchise lintas platform yang tidak hanya kuat secara visual, tetapi juga dalam hal kedalaman narasi.
Menuju Franchise Multimedia yang Lebih Luas
Kojima turut menyoroti perbedaan pendekatan dalam adaptasi media lain. Ia mencontohkan The Last of Us sebagai adaptasi yang setia pada materi sumber, sementara The Super Mario Bros. Movie lebih ditujukan sebagai hiburan untuk para penggemar dan kedua adaptasi tersebut telah menjadi film adaptasi dari game yang sukses dan series dari game yang memperoleh banyak pujian. Namun, Kojima mengincar sesuatu yang lebih ambisius: eksplorasi format cerita yang benar-benar baru.
Meskipun belum ada informasi resmi mengenai studio produksi atau jadwal rilis, kehadiran anime Death Stranding diyakini akan menjadi proyek besar yang memadukan estetika khas Kojima dengan kekuatan medium animasi.
Dengan Death Stranding 2 yang akan dirilis dalam waktu dekat dan film live-action yang masih dalam tahap pengembangan, adaptasi anime ini menjadi bagian dari strategi Kojima untuk terus mengembangkan Death Stranding sebagai semesta multimedia yang hidup dan terus berevolusi.
Bagi para penggemar setia Kojima dan pecinta narasi kompleks dalam dunia game, proyek anime Death Stranding ini tentu menjadi sesuatu yang sangat dinantikan. Pengumuman resmi lebih lanjut dari Kojima Productions diperkirakan akan hadir dalam beberapa bulan ke depan. Yang jelas, langkah ini semakin menegaskan bahwa masa depan industri hiburan berada di persimpangan antara game, film, dan animasi—dan Hideo Kojima adalah salah satu pionirnya.