Anime Berita Jepang

Crunchyroll Ungkap Tolak AI untuk Anime

Source: Crunchyroll

Permasalahan mengenai kecerdasan buatan (AI) dan industri anime tampaknya akan menjadi topik yang terus diperbincangkan dalam waktu dekat. Isu ini mencuat sejak kemunculan fitur baru dari Chat GPT yang memungkinkan pengeditan gambar dengan Ghibli Style. Sejak saat itu, banyak pihak di industri anime mulai menyuarakan pendapatnya mengenai penggunaan AI. Salah satunya adalah situs komunitas anime Anilist yang secara tegas menolak anime buatan AI.

Beberapa perusahaan besar yang bersinggungan dengan industri anime, termasuk platform streaming berbasis layanan video over-the-top (OTT), juga mulai mengembangkan penggunaan AI dalam layanan mereka. Hal ini pun memicu pro dan kontra di kalangan komunitas. Namun, baru-baru ini salah satu platform streaming anime terbesar, Crunchyroll, mengungkapkan sikap resminya terhadap penggunaan AI.

Dalam wawancara terbaru dengan Forbes, CEO Crunchyroll, Rahul Purini, menegaskan bahwa mereka tidak memiliki niat menggunakan kecerdasan buatan dalam hal apa pun yang berkaitan dengan konten kreatif anime, termasuk pengisi suara. Menurutnya, para pengisi suara juga merupakan bagian dari proses kreatif karena kontribusi akting mereka terhadap cerita dan narasi setiap seri. Dengan demikian, AI tidak akan digunakan dalam proses pengisian suara maupun penulisan subtitle setidaknya untuk saat ini.

Pernyataan ini menarik perhatian karena, pada tahun lalu, Purini sempat mengatakan dalam wawancara dengan The Verge bahwa mereka cukup tertarik untuk mencoba AI dalam mempercepat pembuatan subtitle dan transkrip. Tujuannya saat itu adalah mengoptimalkan proses penerjemahan agar episode bisa dirilis secara hampir bersamaan dengan Jepang, meskipun gagasan ini tidak disambut baik oleh para penggemar.

Faktanya, banyak pengguna bereaksi negatif di media sosial. Terdapat opini kuat dalam komunitas bahwa anime seharusnya tetap menjadi karya seni yang dibuat oleh manusia, tanpa campur tangan alat otomatis. Sebagai contoh, kontroversi ilustrasi bergaya Studio Ghibli yang dibuat dengan AI sempat memicu perdebatan besar mengenai hak cipta dan nilai seni yang dikerjakan secara manual.

Kini, Purini menegaskan bahwa meskipun Crunchyroll menggunakan AI, penggunaannya hanya terbatas pada peningkatan pengalaman pengguna, seperti fitur rekomendasi personal, sistem pencarian, atau penemuan konten baru. Mereka sepenuhnya menghindari intervensi AI terhadap isi konten seri anime. Namun, pendekatan ini tidak diikuti oleh semua platform.

Sebagai perbandingan, Amazon Prime Video telah meluncurkan program percontohan pengisian suara berbasis AI untuk beberapa seri, dengan alasan bahwa proyek-proyek tersebut tidak akan bisa didubbing jika menggunakan metode konvensional. Sementara itu, Netflix bahkan lebih progresif. Mereka mendukung proyek Go-with-the-Flow yang berfokus pada AI generatif, telah menggunakan AI untuk membuat latar belakang anime, dan tengah mencari ahli teknologi suara untuk meningkatkan proses lokalisasi konten secara besar-besaran. Bahkan, menurut Bloomberg, minggu ini mereka meluncurkan mesin pencarian baru berbasis AI.

Singkatnya, Crunchyroll memilih mengambil pendekatan konservatif dalam penggunaan AI, dengan fokus pada alat internal yang tidak mengganggu konten maupun para seniman. Keputusan ini, untuk saat ini, tampaknya lebih sejalan dengan harapan para penggemar anime. Namun, dengan tekanan dari para pesaing dan cepatnya perkembangan teknologi, masih menjadi pertanyaan seberapa lama sikap ini dapat dipertahankan.