Berita Jepang

Aksi Heroik Heni Susilawati, WNI di Jepang yang Gagalkan Penipuan Digital terhadap Lansia

Heni Susilawati, WNI di Jepang yang Berhasil Gagalkan Tindakan Penipuan. Sumber: yomiuri.co.jp

Di tengah maraknya modus penipuan digital yang semakin kompleks, kepedulian dan kepekaan warga sipil terbukti menjadi benteng pertahanan terakhir. Salah satunya ditunjukkan oleh Heni Susilawati (45), Warga Negara Indonesia sekaligus manajer toko minimarket Lawson di Distrik Namioka, Kota Aomori, yang berhasil mencegah seorang lansia menjadi korban penipuan berkedok perbaikan komputer.

Kejadian berlangsung pada malam 21 April lalu. Seorang pria lanjut usia yang merupakan pelanggan tetap datang membawa dua kartu prabayar dengan nilai total 180.000 yen atau sekitar 20,4 juta rupiah ke kasir. Saat Heni bertanya dengan lembut soal tujuannya membeli kartu tersebut, pria itu menjawab bahwa komputernya terkena virus dan ia perlu membeli kartu itu untuk memperbaikinya. Meskipun pria itu terlihat tenang dan yakin, ada yang terasa tidak biasa bagi Heni.

Sebagai pegawai yang sudah mengenal kebiasaan pelanggan tetapnya, Heni merasa ada kejanggalan. Pria itu biasanya datang pagi hari dan tak pernah membeli kartu jenis tersebut. Ia mencoba meyakinkan pria itu untuk berhati-hati, tetapi si pelanggan bersikeras bahwa ini bukan penipuan. Pria tersebut akhirnya meninggalkan toko, namun firasat Heni tetap mengganjal.

Merasa tak tenang, Heni segera melaporkan kejadian itu ke Kantor Polisi Aomori Minami. Berbekal rekaman kamera pengawas, polisi pun langsung mengunjungi rumah pria tersebut dan berhasil meyakinkannya untuk membatalkan transaksi. Berkat tindakan cepat ini, kerugian pun berhasil dicegah.

“Saya sangat senang karena berhasil menghentikan penipuan. Saya ingin menyebarkan informasi ini agar orang-orang dari segala usia lebih waspada,” ujar Heni, yang mengaku ini adalah kali pertamanya mencegah penipuan.

Kejadian serupa juga sempat terjadi lima hari sebelumnya di Kantor Pos Hirosaki Shigemorimachi, saat staf loket dan manajer membantu seorang nenek berusia 80-an yang ingin menarik seluruh tabungannya karena ditelepon oleh seseorang yang mengaku sebagai polisi Tokyo. Berkat kesigapan staf, kasus itu juga berhasil digagalkan.

Menurut Divisi Perencanaan Keamanan Publik Kepolisian Prefektur Aomori, sepanjang tahun lalu warga sipil berhasil mencegah kerugian akibat penipuan hingga 27,29 juta yen, meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun 2021. Seiring dengan makin canggihnya modus penipuan, kepekaan warga seperti karyawan toko dan petugas pos menjadi kunci penting.

Sejak tahun 2021, Kepolisian Prefektur Aomori juga telah menginisiasi program sertifikasi untuk toko-toko dan lembaga keuangan yang berhasil menggagalkan penipuan, sebagai “toko unggul dalam pencegahan korban penipuan.” Hingga 19 Mei 2025, sudah ada 200 fasilitas yang diakui atas kontribusinya.

Wakil Direktur Departemen, Yoshiyasu Ohno, mengimbau masyarakat untuk tidak ragu berbicara jika melihat orang bertindak mencurigakan, misalnya terburu-buru, tampak kebingungan, atau melakukan transaksi sambil berbicara di telepon. Karena bisa saja mereka adalah calon korban selanjutnya dari penipuan digital yang sedang marak terjadi.

Kasus ini menjadi pengingat penting bahwa peran tenaga kerja bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga kemanusiaan. Heni telah membuktikan bahwa nilai-nilai kemanusiaan bisa melintasi batas negara dan profesi. Apa yang ia lakukan adalah bentuk nyata bahwa kepedulian di tengah rutinitas kerja dapat menyelamatkan hidup seseorang dari krisis yang tak terduga.

Sumber: Yomiuri Shimbun