Crunchyroll, platform streaming anime terkenal, sedang menjadi sorotan setelah dituduh memperlakukan buruk dan memecat seorang karyawan yang tengah berjuang dengan masalah kesehatan mental.
Shawn Hoffman, mantan insinyur perangkat lunak senior di Crunchyroll, membagikan pengalamannya di LinkedIn. Ia mengaku telah bekerja keras untuk perusahaan, bahkan di tengah situasi sulit saat ibunya didiagnosis kanker stadium akhir. Saat tekanan, kecemasan, dan depresinya semakin memburuk, ia meminta penyesuaian kerja berdasarkan Undang-Undang Disabilitas Amerika (ADA). Namun, bukannya mendapat dukungan, ia justru mengalami perlakuan buruk, mulai dari dihina hingga menerima gestur tidak senonoh (acungan jari tengah) dari seorang manajer dalam panggilan video kerja. Hoffman melaporkan insiden itu ke HR, tetapi tak ada tindakan tegas.

Tak lama setelah setelah mengungkapkan keprihatinannya soal lingkungan kerja yang tak profesional, ia dipecat dengan alasan “pelanggaran kebijakan.” Crunchyroll bahkan menawarinya uang pesangon, dengan syarat ia tetap diam soal insiden ini. Sementara itu, manajer yang bersikap tak pantas masih tetap bekerja di perusahaan. Keadaan Hoffman semakin sulit karena kini ia kehilangan sumber penghasilan di saat harus merawat ibunya, seorang guru pengganti berusia 52 tahun, yang berjuang melawan kanker di tengah sistem kesehatan AS yang tidak memadai.
Lebih luas lagi, laporan dari Bloomberg menyebut bahwa moral karyawan di Crunchyroll sedang berada di titik terendah. Sejumlah karyawan menyebutkan adanya PHK berulang dan kepemimpinan yang terkesan tidak peduli, terutama setelah merger dengan Funimation yang memicu ketegangan internal. Bahkan salah satu wakil presiden perusahaan mengakui masih ada kesulitan dalam menyatukan tim dengan filosofi yang berbeda.
Source :