Setelah delapan tahun penuh ketegangan budaya, industri hiburan Korea akhirnya melihat cahaya baru dari daratan China.
Untuk pertama kalinya sejak tahun 2016, grup K-pop dengan seluruh anggota berkewarganegaraan Korea, EPEX, akan menggelar konser tunggal di Fuzhou, China. Tak hanya itu, festival musik raksasa Dream Concert juga dijadwalkan akan digelar di Hainan pada September, dengan kapasitas 40.000 penonton.
Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa China mungkin tengah melonggarkan kebijakan Han Hanryeong—larangan tidak resmi terhadap budaya pop Korea yang diberlakukan sebagai respons atas penempatan sistem rudal THAAD oleh Korea Selatan bersama AS pada 2016. Sejak saat itu, musik, drama, dan film Korea praktis diblokir dari media arus utama di China.

K-pop Bangkit, Pasar Saham Bereaksi
Momen kembalinya konser Korea ke China tidak hanya menggembirakan penggemar, tetapi juga menggairahkan investor. Saham perusahaan seperti SM Entertainment, HYBE, JYP, dan YG menunjukkan tren kenaikan yang signifikan, bahkan di tengah penurunan pasar saham AS.
Alasannya jelas: pembukaan kembali pasar China dapat menjadi katalis pertumbuhan besar. Analis memproyeksikan bahwa pendapatan dari konser dan penjualan merchandise (MD) bisa naik lebih dari 20% per tahun, apabila pasar benar-benar terbuka.
Strategi Korea dan Perubahan Sikap China
Meskipun belum ada pengumuman resmi mengenai pencabutan larangan Hallyu, serangkaian pernyataan diplomatik memberikan harapan. Dalam konferensi pers pada akhir bulan lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan keterbukaan terhadap kerja sama budaya dengan Korea.
Langkah ini diperkirakan merupakan bagian dari strategi ekonomi China yang tengah mendorong keterbukaan pasar dan memperbaiki hubungan diplomatik di tengah ketegangan dengan Amerika Serikat. Dengan Korea dan China dijadwalkan menjadi tuan rumah bersama APEC 2025, dorongan untuk mempererat hubungan bilateral semakin kuat.
Multisektor Menuai Manfaat
Tak hanya sektor hiburan, pelonggaran larangan ini juga memicu respons positif dari industri kosmetik, retail, dan game. Perusahaan seperti Amorepacific, LG Household & Health Care, dan TonyMoly mengalami kenaikan harga saham karena antisipasi akan peningkatan permintaan di pasar China.
Sektor pariwisata juga menatap peluang baru, terutama jika wisatawan grup asal China kembali mengunjungi Korea. Hal ini bisa menjadi angin segar bagi hotel, toko bebas pajak, dan maskapai penerbangan yang sebelumnya terpukul oleh pembatasan.
Meski berbagai indikator menunjukkan tren positif, para ahli memperingatkan bahwa pencabutan Hallyu ban kemungkinan tidak akan terjadi secara resmi dan instan. Sebaliknya, yang terlihat adalah proses bertahap, dengan peningkatan pertukaran budaya yang semakin terbuka. Perubahan kebijakan dalam negeri China maupun dinamika hubungan AS-China bisa tetap memengaruhi arah kebijakan ini ke depan.