Aktor & Aktris Drakor K-Pop Korea

Mengenal Istilah Kkotminam (Flower Boy), Maskulinitas Lembut khas Idol K-Pop

Boys Over Flowers, salah satu drama yang mempopulerkan flower boy. Sumber: Boysoverflowers.fandom.com

Pernah mendengar istilah flower boy di ranah fandom atau media Korea secara umum? Yap, istilah yang merujuk pada laki-laki yang punya fitur cenderung cantik/feminin ini punya turunannya dalam bahasa Korea. 

꽃미남/꽃美男; kkot/n [꽃] memiliki arti bunga dan minam [미남] bisa diartikan sebagai pria tampan. 

Secara keseluruhan berarti ‘pria yang secantik bunga’. Merujuk pula pada fenomena laki-laki yang memperhatikan penampilannya, mulai dari perawatan kulit hingga gaya fesyen. Meskipun feminin, hal ini tidak membuat mereka berperilaku selayaknya perempuan atau gay. Istilah ini cukup sering muncul di dunia K-Pop dan merembet juga ke ranah K-Drama. Beberapa idol dan aktor yang lekat dengan sebutan ini antara lain Park Bo-Gum (Love in the Moonlight), Yim Si-Wan (Misaeng), Jaejoong JYJ, Ren NU’EST, dan Jeonghan SEVENTEEN.

Jaejoong JYJ dalam salah satu pemotretan storybook-nya. Sumber: Pinterest.com

Namun kkotminam benar-benar mengglobal pertama kali sejak tahun 2000-an ketika hallyu ‘mewabah’ dan dunia mulai diperkenalkan dengan anggota grup K-Pop. Fenomena ini juga muncul di drama korea dan membuat penonton serta fans akhirnya menormalisasi dan menggemari laki-laki bertipe cantik daripada laki-laki dengan fitur hyper maskulin–rahang tegas atau berlengan kekar–yang sering dijumpai pada aktor-aktor film barat. 

Ciri-ciri standar kecantikan flower boy secara umum adalah memiliki kulit putih mulus, bibir merona sehat, dan gaya fesyen yang bebas–bersifat universal dan tidak memandang gender. Meskipun di banyak negara gaya seperti ini dianggap terlalu feminin, ternyata oppa-oppa korea ini berhasil menciptakan fenomena baru dan membuat Korea Selatan menjadi perbincangan di ranah internasional.

Mingyu SEVENTEEN berpose untuk produk skincare. Sumber: Official Instagram Innisfree Philipines

Make up atau kosmetik tidak dibatasi untuk para perempuan saja, bahkan model laki-laki–seringkali idol–ditunjuk menjadi ambassador sebuah brand make up dan berhasil memancing penjualan yang tinggi. Sehingga kultur laki-laki memakai riasan di Korea Selatan adalah hal yang wajar, lho. Karena tujuannya untuk berpenampilan good looking dan punya kesan dapat merawat diri. 

Anime shojo Ouran High School Host Club. Sumber: Netflix.com

Dilansir dari artikel NSS Magazine, perubahan estetika ini terinspirasi dari karakter bishonen [美少年] atau ‘pria muda yang cantik’ dari manga dan anime Jepang yang ditujukan untuk pembaca anak perempuan atau shojo. Gagasan tentang soft masculinity ini dapat ditarik lagi ke belakang, yaitu sekitar akhir tahun 1990-an dengan menyebarnya pengaruh manga Jepang yang menggambarkan image pria modern. Modern di sini sama sekali berbeda dari sebelumnya; berpostur tinggi semampai dan berkulit putih bak porselen, persis seperti karakter dalam manga.

Seo Taiji & The Boys. Sumber: Wikipedia.com

Sebut saja penampilan grup Seo Taiji & The Boys dan TVXQ yang mengilhami kepopuleran kkotminam hingga yang paling populer saat ini, BTS, semuanya memiliki citra ‘cute boy next door’ yang merupakan perkembangan dari citra bishonen. Visual mereka mewakili evolusi maskulinitas lembut yang membuktikan bahwa laki-laki tidak harus merasa ‘terancam’ kehilangan maskulinitasnya meskipun mereka memakai make up

Sekarang istilah ini bukan hanya merujuk pada kecantikan idola K-Pop yang digilai penggemar atau male lead K-Drama romansa saja, tetapi juga menunjukkan bahwa suatu gaya tidak harus saklek. Baik itu make up, fesyen hingga gaya hidup. 

Dari Lee Min-Ho cs di Boys Over Flowers hingga Park Seo-Joon, dkk di Hwarang, kayaknya fenomena flower boy ini tidak akan pernah sepi peminat. Apakah kamu salah satu penggemarnya?