J-Movie Jepang

Mengenal Hirokazu Kore-eda: Sutradara Jepang yang Karyanya Menyentuh Dunia

Foto: Wikimedia Commons

Film-film Jepang memang sudah tak diragukan di dunia perfilman internasional. Hirokazu Kore-eda adalah salah satu sutradara kontemporer Jepang, yang sudah tak asing lagi di telinga para pencinta film. Sebut saja beberapa filmnya: Nobody Knows atau Dare mo Shiranai (2004), Still Walking atau Aruitemo, aruitemo (2008), dan Monster atau Kaibutsu (2023) yang sudah mendapatkan berbagai pujian dari para audiens.

Film-filmnya tak pernah jauh dari drama keluarga, yang selalu berhasil membawa penonton untuk ikut termenung, tertawa, bahkan marah bersama para tokoh filmnya.

Lantas, siapakah Hirokazu Kore-eda? Simak kisahnya di bawah ini.

Awal Kecintaannya terhadap Film

Hirokazu Kore-eda lahir di Tokyo, 6 Juni 1962. Kecintaannya terhadap dunia perfilman berawal dari masa kecilnya, yang mana, ia sering menonton acara televisi dan film. Dalam wawancaranya dengan The Guardian, Kore-eda menyebutkan bahwa ibunya sangat menyukai film yang dibintangi oleh Ingrid Bergman, Joan Fontaine, dan Vivien Leigh, bahkan dia “menghentikan semua kegiatan atau obrolan keluarga untuk menonton film tersebut.”

Ketertarikannya pun berlanjut ketika ia berkuliah di Universitas Waseda. Saat itu, ia sering menonton di bioskop sendirian dan membaca berbagai skenario film. Setelah lulus dari Waseda di tahun 1987, Kore-eda bekerja sebagai asisten sutradara di TV Man Union. Ia juga mulai menyutradarai beberapa film dokumenter, sebelum memproduksi film fiksi panjang.

Debut Pertama yang Gemilang

Pada tahun 1995, film panjang pertamanya, Maborosi (Maboroshi no Hikari) rilis. Film ini membawa kita kepada Yumiko, seorang perempuan yang berusaha untuk mencerna kematian Ikuo, pasangannya yang meninggal karena tertabrak kereta. Ia pun menikah dengan Tamio, seorang duda yang tinggal di desa di pinggir Laut Jepang. 

Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama ini berhasil memenangkan Penghargaan Golden Osella di Festival Film Venesia (Venice Film Festival) 1995, sebuah ajang penghargaan internasional bergengsi untuk film. Tak bisa dipungkiri, Maborosi yang sentimental dan kontemplatif ini memang merupakan debut yang amat solid dari Kore-eda.

Seorang Pencerita yang Tak Berlebihan

Sejak saat itu, Kore-eda mulai dikenal sebagai sutradara yang andal. Ia bahkan seringkali dibandingkan dengan Yasujiro Ozu, seorang sutradara yang sangat eksis di tahun 1950-60-an. Kore-eda dan Ozu dinilai memiliki fokus film yang hampir mirip, yakni hubungan antarmanusia, khususnya keluarga. 

Film-film Kore-eda memang tak pernah lepas dari isu sehari-hari dalam sebuah keluarga, baik itu mengenai kematian, perceraian, dan lainnya. Isu yang diangkatnya memang cenderung gelap dan tragis, tetapi ia berusaha untuk menampilkannya dengan tidak berlebihan.

Pada filmnya, Nobody Knows (Dare mo Shiranai), Kore-eda membawa kita untuk melihat kehidupan empat orang anak, yaitu Akira, Kyoko, Yuki, dan Shigeru yang ditinggal oleh ibunya. Mereka tinggal dan bertahan hidup secara mandiri di sebuah apartemen Tokyo. Cerita ini sendiri terinspirasi dari kisah nyata penelantaran anak di Sugamo, Tokyo pada 1988.

Meskipun memiliki kisah yang tragis, film Nobody Knows tak menggunakan bumbu-bumbu yang membuatnya berlebihan. Tiap adegannya terlihat natural, layaknya kehidupan sehari-hari yang memang dijalani oleh empat anak tersebut.

Kepiawaian Kore-eda dalam bercerita juga dapat kita lihat dari film terbarunya, Monsters atau Kaibutsu (2023). Film ini menceritakan Minato, seorang siswa kelas 5 SD yang mengalami perubahan perilaku. Ibunya, Saori, bingung akan perubahan sikap anaknya itu. Penonton pun dibawa untuk memahami alasan Minato menjadi pribadi yang berbeda, dari berbagai perspektif tokoh-tokohnya. 

Film ini mengajak kita untuk memahami bahwa apa yang kita lihat, belum tentu merupakan realitasnya. Kore-eda pun sukses menampilkan beberapa realitas tersebut di dalam film, tanpa membuat penonton bosan ataupun bingung meskipun memiliki banyak subplot.

Film-filmnya yang humanis dan kontemplatif membuat banyak orang memuji Kore-eda. Hal ini terlihat dari prestasinya yang telah meraih beberapa penghargaan bergengsi, seperti Cannes Film Festival, Japan FIlm Academy Awards, dan lainnya. Sejauh ini, ia telah menyutradarai belasan film dan beberapa serial drama. Karya serial dramanya yang terbaru, Asura atau Asura no Gotoku (2025), baru saja rilis beberapa waktu lalu di Netflix.

Apakah kamu tertarik untuk menonton karya-karya dari Hirokazu Kore-eda?