Berita Good News Jepang

Jepang Sambut Tren #KaburAjaDulu: Peluang Baru bagi Pekerja dan Pelajar Indonesia

Shibuya Street. Sumber: unsplash.com

Tren #KaburAjaDulu tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial Indonesia. Tagar ini mencerminkan keinginan banyak warga Indonesia untuk mencari peluang kerja dan pendidikan di luar negeri. Menanggapi fenomena ini, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, menyatakan bahwa Jepang menyambut baik kedatangan tenaga kerja asing terampil, terutama dari Indonesia.

Dalam acara perayaan ulang tahun Kaisar Jepang Naruhito ke-65 yang diadakan di Hotel St. Regis, Jakarta, pada Kamis (20/2), Masaki Yasushi mengungkapkan bahwa masyarakat Jepang sangat menghargai pekerja asal Indonesia. Ia menilai tenaga kerja Indonesia memiliki reputasi sebagai pekerja keras dan berdedikasi tinggi di berbagai sektor, seperti layanan medis, manufaktur, pertanian, perikanan, dan jasa. Ia juga menegaskan bahwa meskipun terdapat perbedaan budaya, khususnya dalam hal agama, masyarakat Jepang tetap menghormati dan memahami keyakinan Islam yang dianut oleh mayoritas pekerja Indonesia.

“Mereka sangat dihargai oleh orang Jepang. Jadi, misi saya adalah meningkatkan jumlah orang seperti itu,” ujar Masaki.

Jepang Membuka Peluang Lebih Besar bagi Pekerja Asing

Jepang saat ini menghadapi tantangan demografis dengan menurunnya jumlah tenaga kerja. Sebagai solusi, pada Januari lalu, pemerintah Jepang mengumumkan pembukaan hingga 820 ribu lowongan kerja bagi tenaga kerja asing untuk periode 2024 hingga 2029. Masaki Yasushi menegaskan bahwa tenaga kerja Indonesia sangat dihargai di Jepang dan berharap jumlah mereka semakin bertambah. Data menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja Indonesia di Jepang telah meningkat hampir tiga kali lipat sejak 2018, mencapai 121.507 orang. Salah satu faktor utama yang mendorong peningkatan ini adalah perbedaan upah yang signifikan, dengan gaji tenaga kerja di Jepang berkisar Rp18,7 juta per bulan, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan upah di Indonesia.

Peluang bagi Pelajar Indonesia di Jepang

Selain tenaga kerja, Jepang juga membuka kesempatan bagi pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi. Masaki Yasushi mengungkapkan bahwa pelajar Indonesia dapat melanjutkan pendidikan di Jepang meskipun belum fasih berbahasa Jepang. Banyak universitas di Jepang telah mulai menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, sehingga memudahkan pelajar asing untuk beradaptasi.

Meski demikian, penguasaan bahasa Jepang tetap menjadi syarat penting bagi pekerja asing yang ingin berkarier di Jepang. Menurut Masaki, meskipun tidak harus fasih, kemampuan dasar bahasa Jepang sangat membantu dalam dunia kerja. Ia bahkan menyebut bahwa pekerja Indonesia kini mulai merambah berbagai sektor baru, termasuk transportasi, dengan contoh adanya seorang sopir bus asal Indonesia yang bekerja di Jepang.

Tren #KaburAjaDulu sebagai Cerminan Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia

Tren #KaburAjaDulu di media sosial mencerminkan aspirasi warga Indonesia untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri. Fenomena ini juga dianggap sebagai bentuk protes terhadap situasi sosial dan ekonomi di dalam negeri, termasuk minimnya lapangan pekerjaan, rendahnya upah, serta kurangnya jaminan sosial dan kesejahteraan.

Dengan terbukanya kesempatan lebih luas di Jepang, semakin banyak warga Indonesia yang mempertimbangkan untuk mencari peluang di negeri tersebut. Pemerintah Jepang, melalui pernyataan Duta Besar Masaki Yasushi, menunjukkan sikap terbuka dan apresiatif terhadap tenaga kerja serta pelajar asal Indonesia. Hal ini semakin memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang, sekaligus membuka jalan bagi kerja sama lebih luas di berbagai sektor.

Tren #KaburAjaDulu mungkin sekadar tagar di media sosial, tetapi realitas di baliknya menunjukkan bahwa banyak warga Indonesia ingin mencari peluang yang lebih menjanjikan di luar negeri. Jepang, sebagai salah satu negara tujuan utama, kini semakin terbuka terhadap tenaga kerja dan pelajar Indonesia, memberikan harapan baru bagi mereka yang ingin membangun masa depan lebih baik.

Jadi, bagaimana? Tertarik untuk #KaburAjaDulu ke Jepang?